Capture from Nokia 3230
Creation Sofware Adobe Photoshop CS2 Portable
Creation Sofware Adobe Photoshop CS2 Portable
Bandung Indonesia
Selepas petang tiba, aku bersantai di beranda depan kamarku yang biasanya siang hari dijadikan tempat jemuran. Setelah lama berdiam diri, merasa terbuai oleh suasana yang damai melihat dedaunan yang berserakan dilantai yang airnya menggenang belum lagi udaranya cukup bersahabat dengan kopi dan rokokku. Aku berfikir andai aku sebebas anak kecil yang pola pikirnya masih abstrak, berlari-lari bebas lepas dengan senyuman yang mendamaikan hati tanpa harus peduli akan terjatuh. Hhuuufff (kembali menghela nafas) sementara aku menyadari bahwasannya tidak ada satu orang pun yang bisa bebas, jadi teringat kutipan yang kemarin pernah dibaca
"Saya tahu kalau tidak ada satu pun individu di dunia ini yang bisa benar-benar bebas. Sebab kebebasan satu individu selalu dibatasi oleh kebebasan individu-individu lainnya. 'Garis' yang melintang di antara kebebasan satu individu dengan individu lainnya saya sebut dengan 'toleransi'. Ini artinya apabila satu individu telah, dengan sengaja ataupun tidak, mengusik kebebasan individu yang lain--yang apabila mengacu pada analogi 'garis toleransi' tadi, seorang individu telah melangkahi garis tersebut--maka kebebasan tadi tak ubahnya seperti penjajahan."
Lalu?? Hmmm (kembali berfikir), jika Siddharta Gautama dapat melepaskan diri dari segala hasrat duniawi dan tujuannya tercapai. Apajadinya jika manusia hebat yang lain ingin melepas segala atribut dunia dalam bentuk materi, status, ruang sosial, hukum, dan kepemerintahan maupun ideolagi ekomoni politik jadi seperti apa? Mungkin salah satu contohnya adalah Alexander Trump pengalamannya terekam dalam film "intro the wild". Satu-satunya jalan melepas segala atribut duniawi adalah hidup dialam bebas, bertahan hidup sendirian. Hingga akhirnya mati di Alaska dan Alexander Trump sebelum meninggal menyadari bahwa kebahagiaan baginya adalah saling berbagi baik dalam kehidupan nyata maupun realitas virtual yang berada dalam benak pikiran (komposisi ideal individu dalam mewujudkan kebahagiaan).
Antara cita rasa, emosi dan kehidupan. Kita sebagai manusia yang menempuh jalannya masing-masing, akan dibenturkan dengan sebuah pilihan. Mencintai atau dicintai, walaupun idealnya adalah saling mencinta. Cinta seperti halnya manusia harus dirawat, dijaga dan diberi makan agar bisa tumbuh berkembang dengan sehat dan ceria. Dengan komunikasi yang baik hubungan bisa terus terjaga.
Kekita kita (sepasang kekasih) berkomitmen untuk saling mengisi dikehidupannya, maka akan terjadi banyaknya perbedaan dari keduanya mulai dari perbedaan gender, sifat, kebiasaan, literatur ruang sosial, gaya hidup dan masih banyak lainnya. Dari perbedaanlah yang seharusnya menjadi ikatan kuat. Karena sepasang kekasih bukan seperti baut dan mur yang harus ada kecocokan satu sama lainya. Jika baut dan mur tidak ada kecocokan maka tidak akan bisa bekerja dengan baik.
Baut atau sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk menahan dua obyek bersama
(sumber <http://id.wikipedia.org/wiki/Baut> )
Sementara kita bukankah manusia yang memiliki hati nurani atau bekerja dengan sepenuh hati (hearworker / jeath tardy 2010). Yang indah adalah saling menghargai setiap komitmen yang sudah terjalin, dari mulai menjalani tanggung jawabnya hingga meminta haknya sebagai perannya masing-masing.
Lalu mari berbicara tentang aku, memulai kembali dengan membaca cerita dirisendiri dan akhir yang membosankan.
Komentar