Mengalir saja

seperti deadline telat kena pinalti, atau seperti bola masuk kedalam keranjang, sehabis terdengar bel akhir pertandingan basket dan skor dianulir.
waktu berlalu tanpa bisa menunggu.
chubby lucu sudah, kerudung manis badan proposional senyuman yang aduhai sudah, mata sipit lesung pipi kulit putih baik dan rajin sudah, kerudung syar’i, baik, soleh, dan penurut sudah, ibu beranak 3 pemarah, kadang baik, kadang lucu, pintar merayu sudah, apalagi yah?
hampir semuanya bilang aku baik, humoris, bertanggung jawab dan pandai membawa diri. tapi nyatanya dari semua yang pernah aku pacari tidak ada yang berujung sampai pelaminan.
bukannya aku tidak suka dengan muka yang cantik, bukan aku tidak suka dengan pinggul dan pantatnya yang bergoyang-goyang, bukan aku tidak suka dengan cara manis ia memilih cara berpakaian jadi enak dilihat, entah seperti apa? aku sudah bosan dengan semua itu.
hanya saja aku rindu, pada telinga yang setia mendengar sumpah serampahnya aku, rindu pada usapan dipunggung dalam pelukan sambil bilang “sabar sayang”, rindu pada amarah yang membuatku mengerti, bukan pada amarah yang menghakimiku bersalah. rindu pada senyuman yang meredakan senduku, rindu pada rasa khawatir dan berharap disetiap doa yang Maha Kuasa menjaganya. rindu menjadi orang hebat didunia, dan rindu jika bersamanya kebahagiaan bukan sekedar mitos.
dengan seperti ini bukannya aku tidak punya banyak cinta yang aku bagi. bukan karena aku banyak memberi kebahagian aku menjadi sepi. kesepian sekarang adalah pilihanku dan memberi jeda aku untuk berfikir.
saat keingininan menjadi lautan penderitaan, aku sudah tidak berhasrat lagi. tidak lagi berambisi hingga membakar segalanya. biar saja seperti, seperti ini saja sudah bahagia.
cukup itu saja.


Komentar