PERTEMUAN PERTAMA DENGAN MIRA


pencil on sketch paper/ tatapan mira / Bandung Indonesia 2012


Seorang pria yang biasa orang bilang ia burham. Berjalan melewati lorong yang gelap dimalam hari, mencari beberapa informasi yang menguntungkan baginya. Kalaupun malam ini tidak mendapatkan informasi, mungkin dongeng sebotol bir untuk malam ini bisa cukup menghibur.


Berdiri gerbang salah satu klab malam yang terpencil diantara lorong-lorong  kota, burham mulai menyalakan rokok lalu menyapa orang-orang disekitarnya seperti sudah kental dengan tempat ini. Kemudian ia berbicara pada salah satu mucikari yang memegang tempat itu “mira ada, jhon” sapa burham “doi, baru istirahat bung” balas jhon sang mucikari “panggillah kemari aku ingin berbincang” kata burham sambil menyempilkan uang  duapuluhribu. Senyum singkat dari jhon cukup mewakili permintaan burham, segeralah ia pergi kebalakang stage panggung.


I hurt myself today
To see if I still feel
I focus on the pain
The only thing that's real
The needle tears a hole
The old familiar sting
Try to kill it all away
But I remember everything

Tanpa panjang lebar burham dan mira sudah satu meja dan saling menatap. “selamat  malam bung, sudah singkat cerita saja apa yang anda inginkan dariku” sahut mira blak blakan sambil menghembuskan rokok putihnya.  “aku dengar dari banyak orang, katanya cerita hidupmu sungguh menyedihkan. Boleh aku mendengar dari orangnya langsung seperti apa” mira pun kaget ucapan dari mulut burham seolah-olah mengigatkan pada masalalu yang benar-benar suram. “apa untungnya anda mendengarkan ceritaku? Mau dibikin novel atau sinetron lepas tengah malam begitu” jawab mira ketus. “aku sungguh merasa memiliki kawan jika mendengarkan cerita sedih, tragis atau pun hal yang menyayat hati. Karena dengan cerita yang muram aku bisa hidup”

Komentar