29 oktober 2011
Salah satu kebutuhan manusia adalah mencintai dan eksistensi
untuk dicintai. Selayaknya manusia normal aku mulai mencari kebenaran tentang
hal itu. Banyak hal yang telah aku lalui. Satu-satunya perasaan sayang
terbesar dan cinta ini hanya ada pada
kedua orangtuaku. Perasaan yang tidak akan pernah pudar, walaupun aku terlalu
canggung untuk menyampaikan perasaanku.
Lalu jika aku berbicara tentang cara mencintai pasangan
hidup, aku ini bodoh.
Mulai ingin tahu apa itu platonis. Cinta Platonik adalah sebuah istilah yang dipakai untuk menyebut
sebuah relasi yang sangat afektif, tetapi di mana unsur-unsur rasa ketertarikan secara seksual tidak terdapat,
terutama apabila hal ini justru malahan diperkirakan ada. Seperti romeo
terhadap Juliet, romeo berani mempertaruhkan nyawanya untuk kebahagiaan
seutuhnya bagi Juliet tanpa ingin berbalas apa pun.
Hingga akhirnya aku terjebak dengan menjadi platonistis,
kalau bukan bodoh apa namanya? (untungnya nasibku tidak seburuk seperti romeo) Lalu
apakabar dengan hari ini?
Disini ditempat
dimana hujan tidak pernah berhenti, sementara sejauh ini espektasi
terhadap perasaanku sungguh sangat mengecewakan.
Kemarin aku pernah berucap “setiap hari aku akan jatuh cinta
pada orang yang sama” dan ternyata kata-kata itu salah, aku pikir aku terlalu
naïf jika hari ini aku berbicara dengan kalimat yang sama. Apa benar manusia dapat berkomitment? Persepsi
komitment disini adalah proses menyakinkan pasangannya bahwa hanya dia
satu-satunya individu yang ia cintai dan hanya dengannya ia ingin dipasangkan.
Tapi jika melihat komitment dari sudut pandang yang lain, komitment
sesungguhnya dibangun untuk mengekang janji terhadap diri sendiri sejauh mana
ia bisa setia dan timbul royalitas terhadap pasangannya
Bukankah manusia mahluk bebas dengan bermilyar perasaan yang
ada didalam dirinya, dan perasaan manusia tidak bisa diselami hingga
kedasarnya. Maka dari itu manusia bisa berbohong, tapi ia tidak bisa membohongi
dirinya sendiri (yang ada ialah melawan
kehendak/keinginan hati). Lalu kita bisa berbohong setiap harinya, karena dengan berbohong ia mencoba
menciptakan suasana (menutupin prilaku yang menyimpang) agar terlihat lazim
seperti biasanya. bisa saja hari ini kau mencintai seseorang secara irasional, namun
keesokan harinya kamu bertemu dengan seseorang lain yang segala pengharapanmu
ada pada orang yang baru, baik secara fisik, kemampuan maupun secara material.
Kamu tidak bisa mengunci hatimu untuk tetap berpura-pura menolak rasa itu. Kmu
tak bisa membohongi dirimu sendiri, walaupun perasaan itu sepintas. Jika pasanganmu berpaling darimu apa harus
menyalahkan rasa bosan dan mencemburui pasangan barunya yang ia sukai?
Manusia itu perlu aturan agar dirinya merasa bebas merdeka.
Walaupun individu tersebut berkomitmen
tidak ada jaminannya jika esok hari ia jatuh cinta dengan orang lain.
Karena perasaan sulit untuk dikendalikan, dan hal itu tidak dapat dipaksakan.
Lalu mari kita berbicara tentang yakin, apa anda merasa yakin terhadap
pasangan anda?
Yakin timbul karena ada rasa percaya yang dibangun, biasanya
sepasang kekasih selalu ingin terlihat seperti apa yang pasangannya harapkan. umumnya
pada proses pendekatan personal tersebut (pasangan) harus ada persamaan
persepsi. Maksudnya disini adalah berbagi pengalaman yang sama. Bisa dari
selera music, bisa dari gaya hidup sampai pada hobi yang sama. Maka dari itu
akan terjadi afeksi, mulai bercerita satu sama lain tentang proses
pengalaman masing-masing. Dari proses tersebut sebuah pasangan akan terbangun
rasa aman, nyaman, hangat secara emosional dan merasa ada yang memihak sehingga
merasa seolah-olah diri dan hatinya dijual atas nama cinta. Lalu mengapa kita
bisa jatuh cinta terhadap pasangan kita itu merupakan tindakan irasional yang
terbentuk dari virtual realita. Yang dimana terbangun dialam pikiran secara
tidak sadar. Seperti contoh kasus, pernahkah anda mencintai seseorang sedangkan
secara fisik ia tidak menarik, pernahkah anda mencintai seseorang tapi segala
prilakunya buruk tapi kenapa kita masih mencintainya? Ya, karena kita sudah
tidak bisa berfikir secara rasional.
Andai kita bisa memilih pada siapa kita bisa mencintai seseorang,
atau kita bisa memilih dengan siapa jodoh kita. Tolong tuhan beri aku
kesempatan untuk pergi ke san fransico dan bertemu dengan Prisa Andini Rianzi.
Sesampainya aku disana biar selebihnya aku yang berusaha untuk meluluhkan
hatinya (andai itu bisa terwujudkan)
Menaruh hati terhadap pasangan itu sama halnya dengan berjudi,
kita tidak akan tahu apa kita untung atau rugi, sebab yang kita jalani adalah
perjudian nasib.
Mencintaimu adalah
kewajiban, sebagaimana jobdesk kerja yang ada. Hak dan upahku adalah
dicintanya. Realitanya pekerjaanku adalah seorang designer, ups aku lupa design
terlalu menyenenangkan dibandingkan dengan mencintaimu dan terlalu nyaman
hingga untuk dikatakan sebagai pekerjaan (hahahha..). tidak ada yang salah
dengan diriku, jika aku kehilangan seseorang yang aku cintai, sementara aku
jauh dengan segala nilai materi yang serba mewah. Pada dasarnya perempuan itu
selalu tidak teguh pendirian, seperti dulu cari yang tampan sekarang cari yang
mapan, lalu dulu marah karena tidak ada pekerjaan sekarang banyak kerjaan malah
lebih marah, apa itu bukan hal yang aneh namanya?. Sudahlah aku hanya designer
miskin dalam perjudian nasib. Yang ada hanya tetesan tinta, darah dan airmata.
Komentar