pencil on sketch paper/ dimensi beban tanggung jawab / Bandung Indonesia 2011
Creation Sofware Adobe Illustrator CS3
Masih dipagi buta
disebuah tempat peristirahatanku didaerah Bandung timur. Lagu-lagu terdengar
dari sudut ruang kamar tidur temanku dimana daftar lagunya seolah-olah
menyudutkan pada keadaanku, walaupun aku tenggelam dalam lamunanku setidaknya
aku merasa seolah-olah aku hidup didalam film , dan lagu-lagu tadi menjadi
soundtrack hidupku (filmku dan aku menjadi tokoh utamannya).
Banyak alasan yang
aku ciptakan untuk aku tetap hidup dikota ini. walaupun kota ini sudah tidak
banyak lagi menawarkan sejumlah mimpi-mimpiku. Tapi entah masih ada setitik
keyakinan aku bisa berkembang dan bermetamorfosis disini. Setidaknya langkah awalku menuju rencana
besar yang kubangun ada dikota ini.
Mulai kembali
bermain dengan alat gambar dan secarik kertas sketsa hingga mainan digital
untuk mengedit olahan gambar hasil scan.
Banyak teman-temanku yang bilang aku pandai bercerita, tapi entah kenapa
terkadang menulis itu ditak sebebas menggambar. Tak perlu bercerita banyak, tak
perlu banyak berkata-kata yang ada hanya apa yang kamu rasakan dari media objek
yang akan kamu gambar.
Cahaya putih dengan cepat, dan aku seolah-olah memasuki
dimensi dimana kamu berada. Kemudian kamu berbicara keras minta tolong, dan
banyak orang yang mengangkat tangan sambil berkata "aku..aku.."
seperti para murid yang antusia menjawab pertanyaan gurunya. Kamu memberi
alasan mereka pun ingin menjawab segala alasan yang kamu lontarkan. Dan aku
hanya melamun melihat drama kelas unggulan. Aku hanya ingin kamu menjadi orang
hebat, seperti mick jagger dan Rolling stonenya atau orang-orang hebat lainnya.
Karena orang hebat itu bukan siapa-siapa tanpa orang-orang hebat
disekeliilngnya. Aku harap kamu tidak selalu merasa kesepian, pastikan lihat
disekelilingmu agar kamu tahu bahwa kamu tidak sendiri. Sementara harapan
seperti apa yang aku inginkan?. Blur, adalah kata yang tepat sepertinya.
Mimpiku adalah seperti tokoh pemuda pada umumya didalam cerita FTV atau
sinetron lepas lainnya. Tapi tenang itu hanya sekedar mimpi kok, walaupun aku
ingin berperan layaknya pemuda seumuranku.
"*Hidup
bukanlah sekedar film, teks, seluloid,
atau pun pixel" (*perangdancinta)
kehidupan itu tidak seperti film dimana penonton dapat menikmati
akhirnya walaupun terkadang akhir cerita yang buruk sekalipun. Atau hidup bukan
seperti luapan goresan pensil yang bervolume menciptakan ruangbangun sehingga
terciptalah ilusi optik. Atau juga bukan seperti kamu mengedit fotomu dengan
bercak-bercak darah dimana-mana. Karena
ketika kita menyadari kenyataan yang ada, hidup jauh lebih buruk daripada
terror deadline kerja. Kita selalu dipaksa untuk berkembang, membangun sesuatu
yang berarti lebih dari makna kata
mapan.
Ini jelas bukan
sekedar teks yang terarsip dalam media digital
bernamakan internet. Ini hanya kegelisahanku menjelang kala datang. Aku
hanya sekedar ketakutan jika orangtuaku hanya menceritakanku lebih dari seorang
yang suka menggambar ataupun anak yang lulusan bangku kuliah. Aku yakin kalian
akan menceritakanku sebagai orang yang bisa membangun negara kecil yang
harmonis dan kalian benar-benar bangga dengan anaknya sendiri. Ibu aku rindu
pulang...
Komentar