JANJI MENTARI

pencil sketch on A4  paper / sedang rusak / Bandung Indonesia 2010


entahlah aku melamun apa? melamun jauh angan lepas resahku.

jiwaku sudah tak murni seperti dahulu lagi. sebagian dari serpihannya sudah banyak yang membawa etah kemana. entah mungkin dibawa untuk dipijam, entah dibawa dan tak kembali. dari sebagian mereka diantaranya ada yang membawanya dengan luka yang perlahan-lahan, memberiku makna tentang apa itu platonis. ada juga yang membawanya untuk sekedar menjadi bahan politisi di ruang sosial. ada lagi yang membawanya untuk berjudi dengan harapan-harapan besar dimasa depan kemudian ternyata digadaikan dimuka bandar karena kalah.

Sementara disisi lain.
melihat seorang perempuan yang ihklas mencintai kekasihnya sungguh membuatku terharu betapa besar rasa cintanya. aku kutip diantara doanya
"ya Allah, berilah satu kesempatan lagi untukku, untuk membuatnya kembali tersenyum, untuk membuatnya kembali hangat..
jika satu kali tak mampu, maukah kau membuatnya menjadi dua, tiga atau ratusan kali..
itulah do'aku wahai pemilik semesta, aku memohon ridho dariMu ya Rabbal alamiin."
hmmmm....betapa indahnya

pernah aku berfikir bahwa perempuan hanya sekedar bayang-bayang, yang selalu ada dengan setia menemaniku kemana pun aku melangkah. bahkan aku tidak bisa
meninggalkan bayanganku sendiri, sekalipun berlari sekencang mungkin ia selalu mengikuti setiap langkahku. tetapi ia selalu lenyap ketika aku tak memiliki cahaya.

memikirkan seseorang perempuan yang akan ada disampingku, seorang bayangan yang terlihat rabur seperti dirinya tertelan kabut. cantik?? entahlah. manis?? hmm...aku tidak tahu. riangkah?? masih tak menemukan jawaban. yang pasti dirinya adalah sehangat mentari pagi yang menyapa tumbuhan dengan rasa kasih sayang yang lembut. cahayanya menyelip diantara ranting pepohonan hingga disambut dengan senyuman oleh tanah basah sisa hujan semalam, bahkan angin pun terasa sejuk. pepohonan hanyalah pepohonan, sungai hanyalah sungai, ilalang hanyalah ilalang, bunga hanyalah bunga, mereka adalah suatu hal yang tunggal yang kurang bermakna jika berdiri sendiri. kalau semua elemen tadi digabungkan menjadi satu akan menjadi satu bagian yang sangat indah dan mentari pagilah yang merangkul mereka semua menjadi satu disaat muka langit yang gelap membiru terbakar oleh cahayanya yang jingga  diantara  kemerah-merahan ,kemudian dibalik  bukit dibawah pohon rindang disampingnya pun mengalir sungai yang indah yang disampingnya terdapat ilalang yang merunduk sebab sedang dipijak oleh embun pagi. dan para bunga pun tersipu malu. berada dimanakah mentari pagiku??

mungkin aku hanya berdialog dengan para mahluk malam, pada burung hantu  yang bertengger bertengadah melihat bulan dan terkadang sesekali ia bersiul.  Pada ilalang yang berdecik mengayun-ayun kekiri dan ke kanan, pada serangga malam yang berdecit, pada angin malam yang selalu menghembuskan kedinginan hingga yang terasa hanyalah kerinduan nelangsa, pada kabut malam yang terlihat misterius seolah-olah banyak cerita dan rahasia yang ia sembunyikan didalamnya, pada lolongan serigala yang mengingatkan pada totem suku india yang berarti bijak, cakap, gagah berani, dan buas, 
 
 Hingga aku tidak bisa melihatmu. Januari-ku pukul 03.56 fajar akan menyongsong , dan sekarang  tidak bisa menemukan  mentari pagiku.

Komentar