BERCERMIN DI DUA SISI


pencil sketch on A4 paper / fluktuatif perasaan / Bandung Indonesia 2010



Tak perlu berparas cantik untuk menjadi kekasihku, tak perlu juga harus menjelma seperti Paris Hliton dengan atribut fashion yang kekinian. Yang aku inginkan hanyalah ia satu-satunya tontonan menarik melebihi dari program acara Piala Dunia. Aku hanya menginginkan perempuan lebih dari sekedar nama, perempuan yang benar-benar nyata yang ada dengan segala kasih sayangnya untuk orang-orang disekelilingku, terlebih lagi untukku.

Aku pikir kamu akan mengingat tempat ini kedai kopi dimana aku senang menghabiskanwaktu untuk melihat senja yang sedang mengila dengan warna emasnya. Dekorasi tempat yang sengaja dibuat dengan penempatan gaya dekorasi etnik yang dominan warna coklat dan motif batik, terasa suasana tradisional indonesia. Aku ajak kamu ke tempat dimana aku biasa duduk, kini matahari sudah dikebiri oleh langit yang gelap dan lampu kota pun sudah mulai memancarkan cahayanya dengan bintik-biktik kecil yang terlihat genit.

Kita memang sulit untuk bersama, kamu harus mengerti itu. Berapa jam kita terpisahkan oleh waktu? Tapi rindu yang memastikan bahwa kita harus bertemu.
Yang jelas bukan kita remaja lagi, cinta bukan sebagai permainan. cintalah yang membakar kita untuk berbuat salah dan menjadi pelajaran kita untuk bersikap dewasa.
Sementara aku yang malas untuk bersikap dewasa, tapi aku sadar kita tidak selamanya remaja harus sedikit demi sedikit memandang hidup untuk lebih serius.
Sesak dalam dada ketika kita harus terpisah dan lupakan semuanya kemudian kenyataan yang mengingatkan bahwa kita sedang dipersimpangan, jalan mana yang akan kita ambil. Bukannya Kebebasan yang kamu inginkan adalah  tidak menggunakan papan nomer di dada berbuat ikuti kata hati tanpa beban aturan dan selalu bersikap radikal cenderung bebas, suka akan kemerdekaan. Ataukah kamu akan mengambil jalan dijalur tradisi dan bersikap wajar pada umumnya?
Iya sayang kita orang-orang yang berada dipersimpangan, hanya sedikit yang bisa aku bagi. Bukannya aku ingin membuatmu menangis tapi dengan posisi aku tidak mengambil sikap itu sebenarnya yang membuat kita lebih sakit. Kamu belum puas akan segalanya , kamu ingin tahu segalanya cari jawaban yang masih tanda tanya kamu buka mata dan buka telinga melihat semua kecincangan dunia. Kita sudah salah, hey bangun bangkit kamu masih memiliki kehidupan lain.

Yah, inilah aku seorang pecundang yang menyedihkan. Tapi hari ini aku bahagia setidaknya tahu mana yang harus aku perbaiki.

Komentar