GADIS PELANGI



Aspal jalan yang basah, daun-daun yang tertunduk karena berat menahan air. Sekarang sedang hujan gerimis, aku duduk diteras depan dibawah tenda berwarna orange tepatnya aku sedang di bukit amang
Teringat seorang perempuan yang bingung akan pilihan hidupnya, aku pikir dia hanya tidak ingin mengambil resiko. Hmm…that your choice girl. Apa yang kamu butuhkan adalah cinta untuk terbiasa menyayangi seseorang. Tapi sekarang aku jadi berfikir, aku sendiri apa yang aku butuhkan??
Aku sekarang butuh seseorang untuk berbagi, aku kira sudah lama aku tidak merasakan  suasana romantis bersama seorang gadis.  Tapi aku ingin hal romantis yang berbeda, bukan sekedar makan malam, bukan sekedar berpegangan tangan saat nonton bioskop, bukan sekedar memeluk dibawah payung karena terciprat  hujan, bukan sekedar ciuman dibawah rintik hujan. Aku tidak ingin sekedar romantis yang seperti itu.
Aku ingin perempuan yang mencintai aku hingga sisi gelapku. Yang setia disaat aku terpuruk sekali pun. Membopong aku ke tempat tidur, membasuh sisa muntah dibajuku, mengompres kepalaku yang pusing akibat mabuk parah. Dan samping tempat tidur kamu menangis sambil memeluku. Aku tahu perempuan biasanya tidak suka dengan pemabuk tapi, kamu selalu setia disampingku. Ketika aku tidak punya uang sepeser pun, kamu pun rela membagi tabunganmu. Sambil menyemangati aku untuk semakin giat berusaha, dan kita pun makan seadanya.
Tapi tanpa apa pun aku sudah jatuh cinta dengan seorang yang ada di depanku.
Baru jatuh cinta sudah menderita, benar-benar tragis begini. Maksud hati aku bersamamu hanya untuk mengisi kekosongan saja tapi ternyata aku tenggelam kedalam hatimu dan tersesat didalamnya. Untuk berkata cemburu pun aku tidak bisa. Hari sedang sendu-sendunya, dihiasi hujan yang setia membasahi jalan. aku pun beranjak menuju warung kopi dan mencari gorengan. Sambil menikmati sajian jajanan yang ada disana, aku menunggu hujan reda dan mencari ujung pelangi. Konon katanya diujung pelangi suka ada bidadari yang sedang mandi. tapi yang aku inginkan sekarang bukan seorang bidadari yang ada dalam cerita, aku hanya ingin kamu. Iyah..kamu  perempuan yang memakai jalet pelangi-pelangi.
Bersenandung dalam gelak tawa, berbagi cerita antara aku dan kamu. Mencari isi hati yang tersisa. Aku duduk disampingmu. Dan tenggelam dalam lukisan imajinasi. Aku sangat yakin kamu nyata, bahkan lebih nyata dari Veronica atau pun Burham. Perbincangan satu babak di kedai itu membuat aku terpesona akan indahnya dirimu
Sial, aku tidak bisa  hilangkan bayanganmu dikepalaku. Aku tidak menyia-nyiakan waktu bersamamu, aku bukan sekedar memandangmu dengan takjub, bukan hanya menikmati indahnya wajahmu. Tapi sekarang aku sedang melukismu dikepalaku. Menarik garis-garis tipis yang membentuk outline, memerhatikan perbandingan jarak antara hidung dan bibirmu. Mengamati bibirmu yang tipis, aku baru menyadari bibir atasmu lebih tipis dibandingkan dengan bibir yang dibawahnya. Pipimu yang tembem menghimpit hidungmu. Hidungmu yang tidak mancung dan tidak pesek tapi, hidungmu itu kecil.  Aku suka dengan hidungmu, terkesan seperti yang nakal, aku jadi membayangkan hidung kelinci. Terlebih lagi aku sangat suka dengan matamu. Ujung mata yang tajam membentuk mata yang sipit yang terkesan oriental. Bulu matamu sebenarnya panjang tapi tidak terlalu lentik, tapi kalau lihat diujung mata bulu matamu menjadi terlihat lentik. Bola matamu terlihat besar karena permukaan matamu yang sipit. Dari semua elemen tersebut wajahmu dibentuk dengan sebuah garis permukaan yang ouval seperti bulat telur dan diselimuti dengan rambut yang mengembang. lalu sekarang aku jadi malu sendiri jika membayangkan wajahmu. Wajahmu sudah lengkap ada dikepalaku. Dan aku merindukanmu. Bawa aku pulang ke hatimu.
Berharap dipagi hari ada pesan singkat di ponselku “heh kelinci bangun sudah pagi.. :p “

Komentar