Sekarang aku masih bernafas, terimakasih tuhan atas kehidupan yang Kau berikan. Aku masih menapakan kaki dilintasan waktu yang berbentuk dimensi. Atas kalian yang menemani kehidupanku dengan warnanya masing-masing adalah penghargaan bahwa aku ada terimakasih. Sepertinya sekarang aku takut melewati babak ini, babak dimana kalian akan pergi satu demi satu. Kehidupan layaknya labirin yang sangat menjelemit dan kerap membuat kerutan di kening. Jalan mana yang akan dipilih semuanya itu adalah pilihan, dan setiap keputusan yang diambil adalah persoalan. Aku tidak akan menjadikan kenangan sebagai penopang diri karena perjalan masih jauh terbentang. Berapa banyak orang-orang yang disekelilingmu, berapa banyak teman-teman yang royal untukku. Banyak orang yang cerewet akan diriku, mereka bicara begitu sepertinya mereka peduli terhadapku. Tapi kamu masih berfikir bahwa kau sendiri. Bukan kamu saja yang takut akan sendiri, sepertinya aku pun begitu. Baikalah kalau begitu……
Sekarang aku masih bernafas, terimakasih tuhan atas kehidupan yang Kau berikan. Aku masih menapakan kaki dilintasan waktu yang berbentuk dimensi. Atas kalian yang menemani kehidupanku dengan warnanya masing-masing adalah penghargaan bahwa aku ada terimakasih. Sepertinya sekarang aku takut melewati babak ini, babak dimana kalian akan pergi satu demi satu. Kehidupan layaknya labirin yang sangat menjelemit dan kerap membuat kerutan di kening. Jalan mana yang akan dipilih semuanya itu adalah pilihan, dan setiap keputusan yang diambil adalah persoalan. Aku tidak akan menjadikan kenangan sebagai penopang diri karena perjalan masih jauh terbentang. Berapa banyak orang-orang yang disekelilingmu, berapa banyak teman-teman yang royal untukku. Banyak orang yang cerewet akan diriku, mereka bicara begitu sepertinya mereka peduli terhadapku. Tapi kamu masih berfikir bahwa kau sendiri. Bukan kamu saja yang takut akan sendiri, sepertinya aku pun begitu. Baikalah kalau begitu……
Komentar