Tak sadar waktu kian bergulur. Aku ingat senyum yang tersimpul dari garis bibirmu. Entah itu kapan? Sudah lama mungkin. Entah ada dorongan apa yang akhirnya kita bertemu, mungkin sudah saling merindu antara aku dan kamu. Kamu yang duduk manis di ujung meja café itu, kamu pun melambai memberi tanda padaku, aku menghampiri dan duduk berhadapan denganmu. Aku terdiam menatapmu sambil bercermin disoft lens matamu yang berwarna hijau. setiap kali aku mentap matamu ada sesuatu yang menarikku, rasa ingin tahu segalanya tentangmu. Aku yang tertarik dengan isi kepalamu, kamu yang berbicara banyak tentang ini dan itu. Aku pun merasuk kedalam pikiranmu, satu hal yang menarik adalah ketika aku mulai menyelami kepalamu seluruh jagat raya hanya tertuju pada aku dan dia. Waktu pun serasa sirna. Kemudian dia menelanjangiku oleh kata-katanya. "kamu sungguh menakjubkan" dalam hati aku berkata. Kamu pun tersenyum seolah-olah mendengar yang tadi aku ucapkan. Kita sudah ngobrol lama disini, dan dia pun memberi tanda aku sudah bosan disini, bawa aku pergi. Setiap sudut tempat mempunyai cerita dan rahasia sendiri-sendiri. Begitu ceritanya aku bertemu dengannya Sambil kita berjalan ternyata ada seorang lelaki yang memanggilmu, kamu pun tak lupa menyambut sapaan itu. Sambil menempelkan kedua pipi sebagai tanda salam. Aku tahu kamu mudah bergaul, dan kamu sangat mengikuti zaman, jadi wajar saja kalau dia banyak teman yang modern. Kalau masalah banyak teman aku pun sama, bedanya teman-temanku semuanya norak dan berpenampilan *ucing runtah terkecuali teman-teman perempuanku mereka wajar-wajar saja. Mira, aku ingin memilikimu, tapi terlalu banyak alasan mengapa kamu jadi yang terbaik. Hey, kita mari kita lanjutkan perjalanan pulang kita masing-masing. Jika di ujung jalan kita berpisah mari kita pulang ke kehidupan masing-masing.
Tak sadar waktu kian bergulur. Aku ingat senyum yang tersimpul dari garis bibirmu. Entah itu kapan? Sudah lama mungkin. Entah ada dorongan apa yang akhirnya kita bertemu, mungkin sudah saling merindu antara aku dan kamu. Kamu yang duduk manis di ujung meja café itu, kamu pun melambai memberi tanda padaku, aku menghampiri dan duduk berhadapan denganmu. Aku terdiam menatapmu sambil bercermin disoft lens matamu yang berwarna hijau. setiap kali aku mentap matamu ada sesuatu yang menarikku, rasa ingin tahu segalanya tentangmu. Aku yang tertarik dengan isi kepalamu, kamu yang berbicara banyak tentang ini dan itu. Aku pun merasuk kedalam pikiranmu, satu hal yang menarik adalah ketika aku mulai menyelami kepalamu seluruh jagat raya hanya tertuju pada aku dan dia. Waktu pun serasa sirna. Kemudian dia menelanjangiku oleh kata-katanya. "kamu sungguh menakjubkan" dalam hati aku berkata. Kamu pun tersenyum seolah-olah mendengar yang tadi aku ucapkan. Kita sudah ngobrol lama disini, dan dia pun memberi tanda aku sudah bosan disini, bawa aku pergi. Setiap sudut tempat mempunyai cerita dan rahasia sendiri-sendiri. Begitu ceritanya aku bertemu dengannya Sambil kita berjalan ternyata ada seorang lelaki yang memanggilmu, kamu pun tak lupa menyambut sapaan itu. Sambil menempelkan kedua pipi sebagai tanda salam. Aku tahu kamu mudah bergaul, dan kamu sangat mengikuti zaman, jadi wajar saja kalau dia banyak teman yang modern. Kalau masalah banyak teman aku pun sama, bedanya teman-temanku semuanya norak dan berpenampilan *ucing runtah terkecuali teman-teman perempuanku mereka wajar-wajar saja. Mira, aku ingin memilikimu, tapi terlalu banyak alasan mengapa kamu jadi yang terbaik. Hey, kita mari kita lanjutkan perjalanan pulang kita masing-masing. Jika di ujung jalan kita berpisah mari kita pulang ke kehidupan masing-masing.
Komentar